Jumat, 14 November 2008

Mema'nai Hari Pahlawan

Bismillah..
di Indonesia tercinta ini lazim, bila 10 November tiba, masyarakat teringat dengan "Hari Pahlawan". Peristiwa yang mengingatkan perjuangan melawan Inggris di Surabaya, yang dipimpin oleh Bung Tomo.
Pahlawan bisa diartikan dengan orang yang berjuang dengan sungguh-sungguh "tampa pamrih". dari definisi saya tadi bermaksud bahwa "Pahlawan" adalah tidak hanya mereka yang berjuang mengangkat senjata melawan penjajah, tapi semua orang yang berjuang tanpa mengharapkan pamrih kepada manusia. Tidak mengharapkan balasan harta, pangkat, jabatan, tunjangan, keistimewaan, popularitas. Mereka pamrih juga, tapi hanya kepada Alloh SWT. Karena seorang pahlawan tahu Alloh lah yang paling pantas membalas segala jerih payah perjuangan mereka. Kekayaan Alloh meliputi langit dan bumi. Kenikmatan Alloh adalah surga (puncak kenikmatan daripada segala kenikmatan yang pernah dan akan ada.
Kita bisa menjadi pahlawan dalam bidang apa saja. Dunia ini terbuka untuk menyambut para pahlawan dari mana saja, bangsa apa saja, warna kulit apa saja, bahasa apa saja, kondisi fisik bagaimanapun bisa. Semua memiliki kesempatan itu.
Kenapa harus jadi Pahlawan ?
Kita harus jadi pahlawan bukan karena ingin populer diri kita disebut sebagai orang yang berjasa, disebut sebagai pahlawan. Kita harus yakin, bahwa menjadi pahlawan adalah satu kehormatan disisi Alloh SWT.
Banyak PR dihadapan kita, masalah dekadensi moral, masalah ekonomi, politik, dll. ita harus berani tampil untuk menjadi pahlawan-pahlawan yang berikhtiar menyelesaikan permasalahan yang ada.
Tidak bisa dipungkiri, sekarang banyak orang yang ingin membantu menyelesaikan permasalahan2 tadi. Namun mereka berlum sanggup untuk menjadi Pahlawan. Bahkan sebahagian dari mereka tampil untuk meraup keuntungan dunia dan untuk kepentingan pribadi saja.
Seorang calon anggota dewan untuk dapat terpilih menjadi wakil rakyat, rela merogok koceknya, bahkan mungkin menghabiskan sebagian dari hartanya. Apa mereka tulus dalam berjuang ? apakah mereka tidak akan serta merta mengembalikan modal dulu ? kemudian baru berbahasa "membela kepentingan rakyat" sambil meraup keuntungan dari proyek2 yang bisa diaksesnya.
Seorang calon kepala daerah pun bisa jadi demikian. dan semua jabatan pun bisa dijadikan peluang demikian.
Lalu....... kapan para pahlawan itu akan tampil ?
Sepertinya kita haru memulai dari diri sendiri, dari yang paling sederhana, dari yang paling kecil...
Semoga semangat para pahlawan dalam perjuangan dulu, mengilhami semangat kita dalam beraktivitas.
Allohu a'lam..

Tidak ada komentar: